Kata-kata Bijak
Para Bapa Padang Gurun
dari Abad IV
Apophthegmata Patrum
#8
Suatu hari beberapa saudara keluar dari biara untuk mengunjungi beberapa pertapa yang hidup di padang gurun. Mereka datang pada seorang pertapa yang menerima mereka dengan gembira, dan ketika melihat bahwa mereka capai, maka ia mengundang mereka untuk makan sebelum waktunya dan menghidangkan semua yang dimilikinya. Tetapi pada malam hari ketika pergi tidur, pertapa itu mendengar percakapan di antara para senobit itu yang berkata: "Para pertapa eremit ini makan lebih banyak dari yang biasa kita makan di biara." Ketika fajar tiba, para tamu itu siap untuk mengunjungi pertapa lain dan ketika mereka akan pergi, tuan rumah itu berkata: "Sampaikan salamku kepada dia, dan berikan pesan ini kepadanya: 'Hati-hati, jangan memberi air pada sayur-sayuran'."
Ketika mereka sampai ke pertapaan yang dituju, maka disampaikannya pesan tersebut, dan pertapa kedua ini mengerti apa maksud kata-kata itu. Maka ia mempersilakan para pengunjung itu duduk dan mengajaknya menganyam keranjang, ia pun duduk menemani mereka sambil bekerja terus tanpa berhenti. Pada sore hari ketika tiba waktunya untuk menyalakan lampu, ia menambahkan beberapa mazmur melebihi jumlah yang biasa didoakannya, sesudah itu ia berkata kepada mereka: "Di sini kami tidak biasa makan setiap hari, tetapi karena anda sekalian telah berjalan jauh, maka pantaslah untuk menghidangkan makan malam kecil sebagai gantinya." Kemudian ia memberi mereka roti kering dan garam, dan selanjutnya berkata: "Inilah suguhan istimewa bagi anda sekalian," lalu menambahkan sedikit saus cuka, garam dan minyak ke atas roti mereka. Sesudah makan malam, mereka bangkit kembali dan mulai bermazmur lagi dan terus berdoa sampai menjelang fajar. Pada saat itu pertapa itu berkata: "Baiklah, kita tidak dapat menyelesaikan doa kita yang biasa, mengingat anda sekalian lelah karena perjalanan. Lebih baik kalian beristirahat sebentar."
Dan ketika pagi hari tiba, mereka semua ingin segera meninggalkan pertapa itu, tetapi ia tidak memperbolehkan mereka pergi. Ia tetap bertahan dengan kata-katanya: "Tinggallah bersamaku sebentar. Aku tidak dapat membiarkan kalian pergi begitu cepat, cinta kasih meminta agar aku menahan anda sekalian selama dua atau tiga hari." Mendengar kata-katanya itu, mereka berusaha menahan diri dan menunggu sampai gelap tiba, kemudian mereka melarikan diri di dalam kegelapan malam.
Source: Merton, Thomas. "The Wisdom of the Desert: Sayings from the Desert Fathers of Fourth Century." Translated by OCSO Gedono, 2006.
Ketika mereka sampai ke pertapaan yang dituju, maka disampaikannya pesan tersebut, dan pertapa kedua ini mengerti apa maksud kata-kata itu. Maka ia mempersilakan para pengunjung itu duduk dan mengajaknya menganyam keranjang, ia pun duduk menemani mereka sambil bekerja terus tanpa berhenti. Pada sore hari ketika tiba waktunya untuk menyalakan lampu, ia menambahkan beberapa mazmur melebihi jumlah yang biasa didoakannya, sesudah itu ia berkata kepada mereka: "Di sini kami tidak biasa makan setiap hari, tetapi karena anda sekalian telah berjalan jauh, maka pantaslah untuk menghidangkan makan malam kecil sebagai gantinya." Kemudian ia memberi mereka roti kering dan garam, dan selanjutnya berkata: "Inilah suguhan istimewa bagi anda sekalian," lalu menambahkan sedikit saus cuka, garam dan minyak ke atas roti mereka. Sesudah makan malam, mereka bangkit kembali dan mulai bermazmur lagi dan terus berdoa sampai menjelang fajar. Pada saat itu pertapa itu berkata: "Baiklah, kita tidak dapat menyelesaikan doa kita yang biasa, mengingat anda sekalian lelah karena perjalanan. Lebih baik kalian beristirahat sebentar."
Dan ketika pagi hari tiba, mereka semua ingin segera meninggalkan pertapa itu, tetapi ia tidak memperbolehkan mereka pergi. Ia tetap bertahan dengan kata-katanya: "Tinggallah bersamaku sebentar. Aku tidak dapat membiarkan kalian pergi begitu cepat, cinta kasih meminta agar aku menahan anda sekalian selama dua atau tiga hari." Mendengar kata-katanya itu, mereka berusaha menahan diri dan menunggu sampai gelap tiba, kemudian mereka melarikan diri di dalam kegelapan malam.
Abbas Arsenius dan Makarius |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar