Kata-kata Bijak
Para Bapa Padang Gurun
dari Abad IV
Apophthegmata Patrum
#17
Abbas Anastasius mempunyai buku yang terbuat dari kertas perkamen yang sangat halus, yang berharga delapan belas "pence"; di situ tertulis seluruh kitab Perjanjian Lama dan kitab Perjanjian Baru. Suatu ketika seorang saudara mengunjunginya dan melihat buku yang indah itu, lalu mencurinya. Pada hari itu ketika Abbas Anastasius akan membaca bukunya dan tidak menemukannya lagi, maka tahulah dia bahwa saudara itulah yang telah mengambilnya. Tetapi ia tidak mau mencari saudara itu untuk menanyakannya, karena ia takut kalau saudara itu nantinya akan menambah kesalahan dengan bersumpah palsu tentang pencuriannya.
Saudara itu lalu pergi ke kota untuk menjual buku tersebut. Harga yang dimintanya enambelas "pence." Pembeli berkata: "Berikan buku itu kepadaku agar aku dapat mengetahui apakah harga setinggi itu pantas baginya." Maka, si pembeli membawa buku itu kepada Anastasius orang yang suci itu dan berkata: "Bapa, silahkan melihat buku ini, dan katakan pendapatmu, apakah aku harus membayar buku ini dengan enambelas "pence", apakah harga setinggi itu pantas baginya?" Abbas Anastasius menjawab: "Ya, ini buku bagus, sebesar itulah harganya." Maka kembalilah si pembeli itu dan berkata kepada saudara itu: "Inilah uangmu." Saya telah menunjukkan buku ini kepada Abbas Anastasius dan beliau berkata bahwa ini buku yang bagus dan harganya paling sedikit enambelas "pence." Tetapi saudara itu bertanya: "Apakah hanya itu saja yang dikatakannya? Apakah ia mengatakan hal lain?" Kata si pembeli: "Tidak, ia tidak mengatakan hal lain." Kata saudara itu: "Baiklah, aku mengubah pikiranku dan aku tidak ingin menjual buku ini sama sekali."
Lalu dengan cepat ia mendapatkan Abbas Anastasius dan memohonnya sambil mencucurkan airmata agar ia mau menerima kembali bukunya. Tetapi Abbas Anastasius tidak mau menerimanya, katanya: "Pergilah dalam damai saudara, aku menghadiahkannya kepadamu." Tetapi saudara itu berkata: "Jika engkau tidak mau menerimanya kembali maka aku tidak akan pernah mendapat kedamaian." Sesudah itu ia tinggal bersama Abbas Anastasius sampai akhir hidupnya.
Source: Merton, Thomas. "The Wisdom of the Desert: Sayings from the Desert Fathers of Fourth Century." Translated by OCSO Gedono, 2006.
Saudara itu lalu pergi ke kota untuk menjual buku tersebut. Harga yang dimintanya enambelas "pence." Pembeli berkata: "Berikan buku itu kepadaku agar aku dapat mengetahui apakah harga setinggi itu pantas baginya." Maka, si pembeli membawa buku itu kepada Anastasius orang yang suci itu dan berkata: "Bapa, silahkan melihat buku ini, dan katakan pendapatmu, apakah aku harus membayar buku ini dengan enambelas "pence", apakah harga setinggi itu pantas baginya?" Abbas Anastasius menjawab: "Ya, ini buku bagus, sebesar itulah harganya." Maka kembalilah si pembeli itu dan berkata kepada saudara itu: "Inilah uangmu." Saya telah menunjukkan buku ini kepada Abbas Anastasius dan beliau berkata bahwa ini buku yang bagus dan harganya paling sedikit enambelas "pence." Tetapi saudara itu bertanya: "Apakah hanya itu saja yang dikatakannya? Apakah ia mengatakan hal lain?" Kata si pembeli: "Tidak, ia tidak mengatakan hal lain." Kata saudara itu: "Baiklah, aku mengubah pikiranku dan aku tidak ingin menjual buku ini sama sekali."
Lalu dengan cepat ia mendapatkan Abbas Anastasius dan memohonnya sambil mencucurkan airmata agar ia mau menerima kembali bukunya. Tetapi Abbas Anastasius tidak mau menerimanya, katanya: "Pergilah dalam damai saudara, aku menghadiahkannya kepadamu." Tetapi saudara itu berkata: "Jika engkau tidak mau menerimanya kembali maka aku tidak akan pernah mendapat kedamaian." Sesudah itu ia tinggal bersama Abbas Anastasius sampai akhir hidupnya.
Abbas Anastasius dari Sinai |
Source: Merton, Thomas. "The Wisdom of the Desert: Sayings from the Desert Fathers of Fourth Century." Translated by OCSO Gedono, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar