Martha E. Driscoll, OCSO
Bab 7: Untuk Ibadat Harian yang didoakan sendirian
- Memilih tempat dan jam yang selalu sama kalau hal itu mungkin. Di gereja atau di tempat lain di mana tidak akan diganggu oleh telepon, tamu, tv atau lain-lain.
- Mendaraskan seluruh ibadat dengan suara. Itulah kebiasaan kuno. Sangat membantu karena kalau teks hanya dibaca dalam hati, mata kita berlari-lari dan baik otak maupun hati tidak ikut. Kalau dibaca dengan suara lebih lamban akan lebih dirasakan sebagai makanan. Kata-kata dijiwai dengan suara yang menekankan artinya.
- Kalau bisa, bagus juga kalau mazmur dinyanyikan - dengan nada ciptaan sendiri.
- Ada baiknya memakai terjemahan yang berbeda atau bahasa lain kadang-kadang agar arti kata-kata lebih masuk.
- Untuk ibadat yang dirayakan sendiri, para suster Gedono mengusulkan bahwa satu hal yang sangat membantu adalah menyadari bahwa kita tidak sendirian. Kita bisa menyatukan diri dengan Gereja di seluruh dunia yang sedang merayakan ibadat pada saat itu. Kalau masih harus mendoakan Ibadat Pagi dan sudah jam 12:00 siang, doakanlah dengan Gereja di Eropa di mana matahari baru terbit. Melalui ibadat harian, gereja mewujudkan perintah Tuhan untuk berdoa senantiasa. Kita tidak pernah berdoa sendirian. Kita masuk dalam doa Gereja universal. Agar kenyataan itu dikonkretkan, ingatlah bahwa ada komunitas yang selalu berdoa bagimu dan bersamamu di Gedono dan semua biara kontemplatif. Satukanlah dirimu dengan kami semua.
------------
(Hak Cipta: Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono. Penyalin: Herman SSCG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar