PURI BATIN
Teresa de Jesus
RUANGAN PERTAMA
BAB I
4. Kedengarannya hal-hal yang dikemukakan di atas seolah-olah mustahil, dan ada baiknya kita tidak menyinggung perasaan orang-orang yang lemah. Kerugian yang diakibatkan ketidak percayaan ini tidak seberapa dibandingkan dengan bila kita gagal membantu dan mendorong mereka yang diberi anugerah ini, yang pasti akan bergembira mendengarnya. Dalam hati mereka akan ditimbulkan cintakasih yang besar akan Dia yang menyatakan kerahiman sebesar itu. Terlebih lagi, karena sekarang aku tahu, bahwa aku berbicara kepada orang-orang yang tidak demikian. Mereka tahu dan percaya bahwa Tuhan malahan memberikan bukti-bukti cintakasihNya yang jauh lebih besar lagi. Aku tahu, barang siapa tidak percaya akan hal ini, juga tidak akan mengalaminya. Bukankah Tuhan sangat berkenan kalau kita tidak membatasi karya-karyaNya? Para suster, janganlah mereka yang tidak dibimbing Tuhan melalui jalan ini berpikir seperti itu.
5. Marilah sekarang kita kembali kepada puri kita yang amat indah dan mencoba melihat bagaimana caranya kita dapat memasukinya. Ah, seakan-akan aku mengatakan sesuatu yang bodoh sekali. Sudah jelas bahwa jiwa kita tak usah memasukinya, karena puri itu adalah diri kita sendiri. Sebagaimana juga tidak pantas berkata kepada seseorang supaya ia memasuki tempat di mana ia sudah berada. Tetapi anda mengerti bahwa kita dapat berada di suatu tempat dengan beberapa macam cara. Banyak jiwa berada di tembok sekeliling puri itu, di tempat para penjaga. Mereka merasa tidak penting untuk masuk ke dalamnya. Mereka tidak tahu gerangan yang terdapat di dalam rumah yang berharga itu, siapa penghuninya, dan berapa banyak ruangannya. Mungkin dalam buku-buku doa tertentu anda mendapat nasehat untuk mengheningkan diri. Justru itulah yang kumaksud.
6. Baru-baru ini seorang yang amat terpelajar berkata bahwa orang-orang yang tidak menjalankan doa itu mirip suatu tubuh yang lumpuh. Kendatipun badan itu berlengan dan berkaki, namun ia tidak dapat menggunakannya. Ada jiwa yang sakit begitu parah, begitu biasa memandang barang-barang luarnya saja, sehingga tak dapat ditolong. Mereka seperti tidak mampu mengheningkan dirinya. Mereka mempunyai kebiasaan hanya berhubungan dengan binatang-binatang melata dan binatang-binatang lainnya yang berkeliaran di sekeliling puri itu, sehingga mereka sudah mirip sekali dengan binatang-binatang itu. Walaupun sebenarnya mereka amat kaya dan mampu untuk berbicara dengan Allah sendiri, namun tak dapat memperoleh pemecahan soalnya. Jika jiwa-jiwa ini tidak berusaha mengenal dan memperbaiki kehinaan, karena mereka tidak memperhatikan dirinya sendiri. Itulah yang terjadi dengan isteri Lot yang menoleh ke belakang (6).
7. Sejauh saya dapat mengerti, pintu masuk puri ini adalah doa dan renungan tentang Tuhan. Tidak kukatakan doa batin atau doa lisan. Suatu doa yang sungguh-sungguh harus disertai renungan. Barangsiapa tidak memikirkan kepada siapa ia berbicara, apa yang dia minta, siapa yang minta itu dan kepada siapa dia minta, orang itu tidak berdoa, walaupun ia asyik menggerak-gerakkan bibirnya. Sebab walaupun kadang-kadang memang doa lisan itu merupakan doa, bahkan tanpa usaha untuk merenungkannya, maka hal itu adalah berkat saat-saat penyadaran yang sudah-sudah. Jika seseorang mempunyai kebiasaan bicara kepada Tuhan yang Maha Agung sama seperti ia bicara kepada pelayannya, tanpa memperhatikan ungkapannya yang tidak pantas, dan mengucapkan segala apa yang di bibirnya ataupun mengulangi sesuatu yang sudah dihafal, maka hal tersebut tak dapat kusebut doa. Semoga tak seorang Kristen pun berdoa seperti itu. Saya berharap agar Tuhan menolong jangan sampai ada seorang pun di antara kalian, para suster, yang berdoa seperti itu. Kalian sudah biasa sibuk dengan hal-hal yang batin. Ini baik sekali, supaya jangan berbuat yang tidak masuk akal seperti itu.
8. Jadi kita tidak berbicara kepada jiwa-jiwa yang lumpuh ini. Jika bukan Tuhan sendiri yang datang dan memerintahkan mereka supaya bangun, seperti yang dilakukanNya terhadap pria yang sudah 30 tahun menunggu dekat tempat pemandian itu (7). Keadaan mereka itu buruk sekali dan terancam bahaya besar. Marilah kita sekarang bicara tentang orang-orang lain yang akhirnya masuk ke dalam puri itu. Walaupun amat disibukkan oleh dunia, namun mereka mempunyai keinginan-keinginan yang baik. Kadang-kadang, walaupun hanya sekali-sekali saja, mereka berdoa kepada Tuhan. Mereka memikirkan siapa mereka itu, tetapi tidak begitu teliti. Beberapa kali sebulan mereka berdoa, sambil hatinya dipenuhi seribu satu hal yang biasanya mengasyikkan mereka. Mereka amat lekat pada barang-barang itu, sebab di mana hartanya, di situ pun hati mereka berada (8). Memang kadang-kadang mereka ingat untuk melepaskan diri dari barang-barang itu. Pengenalan diri dan kesadaran bahwa mereka ada di jalan yang salah, sehingga mereka tidak menemukan pintu masuknya, sudah besar artinya. Akhirnya mereka sampai ke ruangan-ruangan pertama, yaitu ruangan-ruangan bawah. Akan tetapi semua binatang, yang ikut masuk bersama mereka, menghalangi, sehingga mereka tidak dapat menikmati keindahan puri itu dan menjadi tenang. Namun sudah besar artinya bahwa mereka sudah masuk.
9. Putri-putriku, yang akan kukatakan ini akan terasa tidak pada tempatnya, karena berkat kebaikan Tuhan, kalian tidak termasuk golongan ini. Perlu kalian sabar, kalau tidak saya tidak dapat menerangkan bagimana saya memahami beberapa aspek batiniah tentang doa. Semoga Tuhan menolong supaya saya berhasil mengatakan barang sesuatu tentang doa. Yang hendak kuterangkan ini amat sukar dimengerti, jika belum mengalaminya. Kalau sudah mengalami anda mengerti bahwa hal itu sekurang-kurangnya harus disinggung. Semoga Tuhan, berkat kemurahanNya, berkenan melindungi kita terhadapnya.
----------
CATATAN:
(1) Yoh. 14:2
(2) Mengacu pada Kitab Amsal 8:31
(3) Keluaran 1:26-27
(4) Teresa berulang-ulang menggunakan perbandingan intan dan Puri. Di sini ia menggunakan keduanya. Sekarang ditekankan keindahannya, lain kali kekuatannya. Untuk setiap perbandingan digunakan sejumlah kata yang khas; istana, ruangan-ruangan, terang, raja, menggambarkan kekayaannya; pintu gerbang, pengawal-pengawal, perkelahian, musuh-musuh untuk mengingatkan puri dan perjuangan.
(5) Yoh. 9:2-3
(6) Kejadian 19:26
(7) Yoh. 5:2-8
(8) Mt. 6:21
5. Marilah sekarang kita kembali kepada puri kita yang amat indah dan mencoba melihat bagaimana caranya kita dapat memasukinya. Ah, seakan-akan aku mengatakan sesuatu yang bodoh sekali. Sudah jelas bahwa jiwa kita tak usah memasukinya, karena puri itu adalah diri kita sendiri. Sebagaimana juga tidak pantas berkata kepada seseorang supaya ia memasuki tempat di mana ia sudah berada. Tetapi anda mengerti bahwa kita dapat berada di suatu tempat dengan beberapa macam cara. Banyak jiwa berada di tembok sekeliling puri itu, di tempat para penjaga. Mereka merasa tidak penting untuk masuk ke dalamnya. Mereka tidak tahu gerangan yang terdapat di dalam rumah yang berharga itu, siapa penghuninya, dan berapa banyak ruangannya. Mungkin dalam buku-buku doa tertentu anda mendapat nasehat untuk mengheningkan diri. Justru itulah yang kumaksud.
6. Baru-baru ini seorang yang amat terpelajar berkata bahwa orang-orang yang tidak menjalankan doa itu mirip suatu tubuh yang lumpuh. Kendatipun badan itu berlengan dan berkaki, namun ia tidak dapat menggunakannya. Ada jiwa yang sakit begitu parah, begitu biasa memandang barang-barang luarnya saja, sehingga tak dapat ditolong. Mereka seperti tidak mampu mengheningkan dirinya. Mereka mempunyai kebiasaan hanya berhubungan dengan binatang-binatang melata dan binatang-binatang lainnya yang berkeliaran di sekeliling puri itu, sehingga mereka sudah mirip sekali dengan binatang-binatang itu. Walaupun sebenarnya mereka amat kaya dan mampu untuk berbicara dengan Allah sendiri, namun tak dapat memperoleh pemecahan soalnya. Jika jiwa-jiwa ini tidak berusaha mengenal dan memperbaiki kehinaan, karena mereka tidak memperhatikan dirinya sendiri. Itulah yang terjadi dengan isteri Lot yang menoleh ke belakang (6).
7. Sejauh saya dapat mengerti, pintu masuk puri ini adalah doa dan renungan tentang Tuhan. Tidak kukatakan doa batin atau doa lisan. Suatu doa yang sungguh-sungguh harus disertai renungan. Barangsiapa tidak memikirkan kepada siapa ia berbicara, apa yang dia minta, siapa yang minta itu dan kepada siapa dia minta, orang itu tidak berdoa, walaupun ia asyik menggerak-gerakkan bibirnya. Sebab walaupun kadang-kadang memang doa lisan itu merupakan doa, bahkan tanpa usaha untuk merenungkannya, maka hal itu adalah berkat saat-saat penyadaran yang sudah-sudah. Jika seseorang mempunyai kebiasaan bicara kepada Tuhan yang Maha Agung sama seperti ia bicara kepada pelayannya, tanpa memperhatikan ungkapannya yang tidak pantas, dan mengucapkan segala apa yang di bibirnya ataupun mengulangi sesuatu yang sudah dihafal, maka hal tersebut tak dapat kusebut doa. Semoga tak seorang Kristen pun berdoa seperti itu. Saya berharap agar Tuhan menolong jangan sampai ada seorang pun di antara kalian, para suster, yang berdoa seperti itu. Kalian sudah biasa sibuk dengan hal-hal yang batin. Ini baik sekali, supaya jangan berbuat yang tidak masuk akal seperti itu.
8. Jadi kita tidak berbicara kepada jiwa-jiwa yang lumpuh ini. Jika bukan Tuhan sendiri yang datang dan memerintahkan mereka supaya bangun, seperti yang dilakukanNya terhadap pria yang sudah 30 tahun menunggu dekat tempat pemandian itu (7). Keadaan mereka itu buruk sekali dan terancam bahaya besar. Marilah kita sekarang bicara tentang orang-orang lain yang akhirnya masuk ke dalam puri itu. Walaupun amat disibukkan oleh dunia, namun mereka mempunyai keinginan-keinginan yang baik. Kadang-kadang, walaupun hanya sekali-sekali saja, mereka berdoa kepada Tuhan. Mereka memikirkan siapa mereka itu, tetapi tidak begitu teliti. Beberapa kali sebulan mereka berdoa, sambil hatinya dipenuhi seribu satu hal yang biasanya mengasyikkan mereka. Mereka amat lekat pada barang-barang itu, sebab di mana hartanya, di situ pun hati mereka berada (8). Memang kadang-kadang mereka ingat untuk melepaskan diri dari barang-barang itu. Pengenalan diri dan kesadaran bahwa mereka ada di jalan yang salah, sehingga mereka tidak menemukan pintu masuknya, sudah besar artinya. Akhirnya mereka sampai ke ruangan-ruangan pertama, yaitu ruangan-ruangan bawah. Akan tetapi semua binatang, yang ikut masuk bersama mereka, menghalangi, sehingga mereka tidak dapat menikmati keindahan puri itu dan menjadi tenang. Namun sudah besar artinya bahwa mereka sudah masuk.
9. Putri-putriku, yang akan kukatakan ini akan terasa tidak pada tempatnya, karena berkat kebaikan Tuhan, kalian tidak termasuk golongan ini. Perlu kalian sabar, kalau tidak saya tidak dapat menerangkan bagimana saya memahami beberapa aspek batiniah tentang doa. Semoga Tuhan menolong supaya saya berhasil mengatakan barang sesuatu tentang doa. Yang hendak kuterangkan ini amat sukar dimengerti, jika belum mengalaminya. Kalau sudah mengalami anda mengerti bahwa hal itu sekurang-kurangnya harus disinggung. Semoga Tuhan, berkat kemurahanNya, berkenan melindungi kita terhadapnya.
----------
CATATAN:
(1) Yoh. 14:2
(2) Mengacu pada Kitab Amsal 8:31
(3) Keluaran 1:26-27
(4) Teresa berulang-ulang menggunakan perbandingan intan dan Puri. Di sini ia menggunakan keduanya. Sekarang ditekankan keindahannya, lain kali kekuatannya. Untuk setiap perbandingan digunakan sejumlah kata yang khas; istana, ruangan-ruangan, terang, raja, menggambarkan kekayaannya; pintu gerbang, pengawal-pengawal, perkelahian, musuh-musuh untuk mengingatkan puri dan perjuangan.
(5) Yoh. 9:2-3
(6) Kejadian 19:26
(7) Yoh. 5:2-8
(8) Mt. 6:21
-----
(Hak Cipta Biara Karmel - Lembang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar