Minggu, 06 November 2022

Spiritualitas Penghayatan Ibadat Harian [Bab 3]

 

Martha E. Driscoll, OCSO

Bab 3: Bagaimana Membangun Relasi Pribadi dengan Kristus Melalui Doa Mazmur?

Bertemu dengan Kristus berarti bertemu dengan sumber kehidupan. Yesus berdoa melalui mazmur-mazmur yang diilhami oleh Roh Kudus sebelum Ia lahir. Di dalam mazmur, Yesus menemukan ungkapan hati-Nya. Melalui mazmur, Yesus merangkul semua perasaan dan kesusahan, semua harapan dan ketakutan, semua niat, permohonan dan syukur yang ada di dalam hati manusia dan menyampaikannya kepada Bapa. Kita pun dipanggil untuk menemukan inti hati Yesus, inspirasi Roh di dalam mazmur-mazmur dan kidung-kidung sampai merasa bahwa doa-doa itu disusun oleh diri kita sendiri. Mazmur-mazmur membentuk pikiran dan perasaan kita, menjadi serupa dengan pikiran dan perasaan Kristus.

Mazmur-mazmur merupakan sekolah kepercayaan, pengharapan, penyerahan dan persembahan diri, kesadaran diri sebagai ciptaan, takwa, ketergantungan. Yaitu mengajar kita relasi yang benar dengan Allah. Kita hanya bisa belajar berdoa dari Yesus: mohon ampun, bersyukur atas keselamatan, memuji Allah dan karya-Nya (ciptaan, wahyu, penebusan, keselamatan), bersembah sujud di hadapan kemuliaan-Nya, mohon kebaikan dan belas kasihan-Nya, bagi sesama. Gereja seluruh dunia, mohon Roh Kasih agar kita dapat menyampaikan kabar gembira pada orang lain dengan seluruh hidup kita.

Hal itu tidak mudah. Tidak Instan. Tidak pernah tercapai seluruhnya. Perlu kesabaran, kesusahan, ketekunan, kerendahan hati. Khususnya perlu kerinduan besar yang memberi daya untuk bertahan dalam usaha yang tidak selalu menyenangkan, yang sering dirasa berat, kering, tanpa arti. Kerinduan akan Allah, kerinduan mengenal dia dan berelasi secara intim dan dalam dengan Dia. Kerinduan akan keselamatan, agar semua orang mengenal Dia dan Kasih-Nya. Kerinduan akan Kebenaran-Nya dan Keindahan-Nya. Hanya Kerinduan akan hidup abadi yang bisa memberi arti kepada hidup di dunia ini. Kerinduan yang adalah Roh Kudus sendiri yang berkobar-kobar di dalam hati kita dan menjadi penggerak kita.

Kita berdoa karena kita butuh. Kita tergantung melulu pada Allah tetapi karena kedosaan kita tidak sadar, lupa, merasa autonom. Doa adalah perjuangan dengan semua godaan yang mau menjadikan kita malas, bosan, terganggu... memilih keenakan diri sendiri dari pada relasi dengan Allah yang Maha Kudus. Kalau perlu istirahat, kita tidur. Kalau perlu rekreasi, silahkan. Tetapi doa adalah seperti makan - mau tidak mau, perlu, lezat tidak lezat, perlu. Tanpa makan dan minum kita tak dapat hidup. Demikianlah tanpa doa, kita mati!

------------

(Hak Cipta: Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono. Penyalin: Herman SSCG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar