Minggu, 06 November 2022

Spiritualitas Penghayatan Ibadat Harian [Bab 2]

Martha E. Driscoll, OCSO

Bab 2: Ibadat Harian dan Ekaristi

Doa berarti menyatukan diri dengan korban Kristus - Ekaristi. Hanya dalam Dia, kita mampu mempersembahkan diri pada Bapa, mengabdi pada Allah dengan seluruh hidup kita, membiarkan diri kita diciptakan baru, bisa dipersatukan di dalam diri kita sendiri. 

Semua liturgi Gereja adalah partisipasi pada Paskah Yesus yang hadir dan terlaksana hari ini. Ekaristi adalah lebih dari suatu perjamuan. Liturgi berdasarkan kesengsaraan seorang manusia yang dengan “Aku” manusiawi-Nya masuk ke dalam misteri Allah. Dia adalah Putera. Dia menghayati apa yang kita semua diundang menghayati bersama Dia. Dia mati bagi kita dan kita yang diwakili di dalam kematian-Nya di salib, berpartisipasi dalam Paskah-Nya melalui liturgi. Perayaan liturgi bukan hanya suatu ritus melainkan transformasi kehidupan kita sampai kita serupa dengan Allah. Persembahan saya dan persembahan Kristus terjadi pada saat yang sama. 

Ekaristi - sumber dan puncak dari hidup kristiani - terarah pada hidup sehari-hari, kepada saya dalam hidup pribadi saya, agar tubuh kita - yaitu hidup kita di dunia ini - menjadi korban hidup dalam komunio dengan korban Kristus (Rm 12.1). Tuhan telah mendahului kita, telah membuat bagian kita, telah membuka jalan yang kita tidak mampu membukanya. Dia telah menjadi jembatan. Sekarang kita harus membiarkan diri diserap dalam Dia yang hidup bagi yang lain, membiarkan diri dirangkul oleh tangan-Nya yang terentang, yang membawa kita kepada yang lain. Dia, Yang Kudus, menguduskan kita dengan kekudusan yang kita sendiri tidak bisa memberikan kepada diri kita. Kita dimasukkan dalam proses kosmik dan historik di mana seluruh alam semesta dibawa kepada Allah sampai Dia menjadi semua dalam semua. 

Hidup moral kita adalah: hidup searah dengan proses itu - membangun komunio. Ibadat Harian adalah sekolah menghayati Ekaristi - menyiapkan dan mewujudkan perayaan Ekaristi sepanjang hari. Tujuan kita dalam doa dan dalam semua tugas sama: belajar mempersembahkan diri kepada Allah dalam Kristus. Itulah ibadat dalam Roh dan kebenaran. Kristus berdoa melalui kita: kita berpartisipasi dalam imamat-Nya yang mempersembahkan seluruh umat manusia bersama Kristus kepada Bapa dan memohon belas kasihan-Nya bagi seluruh dunia. Doa harian memang adalah tugas, adalah karya imamat, permohonan dan pewartaan. Doa Pribadi kita adalah doa Gereja, doa Kristus. Itulah doa yang paling intim dan pribadi: kita mengambil bagian dalam doa-Nya sendiri melalui Roh-Nya yang berdiam di dalam hati kita. Kita menjadi satu Roh dengan Kristus yang berdoa melalui kita. Harapan Gereja Vatikan II adalah bahwa Ibadat Harian dapat sungguh-sungguh menyuburkan hidup rohani umat Allah. “Biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu Imamat Kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah”. Agar umat kristiani menghayati kenyataannya sebagai “imamat yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kita ke luar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1Ptr 2:5,9).” Diharapkan bahwa ibadat harian dapat dirayakan dalam paroki dan keluarga, menjadi sarana doa pribadi bagi semua, sehingga seluruh hidup menjadi liturgi - pelayanan publik. Itulah tantangan untuk para imam dan religius pada milenium baru ini yang sudah disebut mengembalikan Doa Gereja kepada Umat Allah. 

Maka kami bertanya diri: apakah “menjadi akrab dengan doa ibadat” adalah istilah tepat? Akrab biasanya berarti suatu relasi yang enak dan sreg yang menyenangkan. Relasi akrab mungkin menghindari pembicaraan apa-apa yang bisa menyinggung, menyakiti. Maka mungkin bukan relasi dalam kebenaran yang mendalam. Akan tetapi kita sedang mencari relasi dengan Allah yang sangat menantang kita, tidak selalu enak dan menyenangkan.

------------

(Hak Cipta: Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono. Penyalin: Herman SSCG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar