Martha E. Driscoll, OCSO
Bab 6: Beberapa Petunjuk
Ingatlah bahwa ibadat bukan sesuatu untuk dibuat melainkan suatu rahmat untuk diterima. Kita masuk ke dalam sesuatu yang lebih besar dari diri kita.
Sediakan waktu secukupnya.
Janganlah terburu-buru untuk mulai. Hal ini juga berlaku kalau ibadat akan didoakan bersama. Datanglah sedikit sebelum waktunya untuk menyadari apa yang mau dibuat. Perlu menyadari bahwa saya mau menempatkan diri dalam kehadiran Bapa yang mencintai saya, yang menunggu saat ini untuk bertemu dengan saya. Dalam keheningan pandanglah Dia yang selalu sedang memandang saya. Biarkanlah Bapa melihat dirimu. Biarlah orang lain melihat dirimu. Pada saat ibadat semua peranan dan topeng kita bisa jatuh. Kita semua sama di hadapan Allah, telanjang. Biasanya kita lebih merasakan keadaan hati kita. Maka sebelum mulai ada baiknya masuk dalam hati, biarkan otak berhenti bekerja, sadarilah keadaanmu: sedang tegang, cemas, jengkel, malu dengan diri sendiri, bosan, senang, kurang pantas... ? Pada saat ibadat kita masuk dalam waktu Allah, dalam keabadian. Kita membawa aspirasi dan kesusahan pada-Nya. Kembali kepada yang pokok: di harapan yang abadi, kesusahan kita bisa dilihat dengan lebih kreatif.
Banyak orang membuka Kitab Suci dengan mata tertutup untuk mencari Sabda dari Tuhan yang khusus baginya pada saat itu. Agak bersifat sihir... lebih kokoh menyadari bahwa Gereja telah menyediakan Sabda yang khusus bagi saya, yang justru saya perlukan, di dalam ibadat harian sama seperti dalam bacaan dan doa misa. Kita perlu membuka diri pada Sabda yang mau disampaikan pada kita masing-masing saat ini oleh ibadat. Carilah kata-kata yang mengungkapkan diri saya, kebutuhan atau harapan saya, kebutuhan dunia yang sedang saya bawa dalam hati. Dengarkanlah untuk dapat menangkap pesan yang mau diberikan Tuhan.
Kedua petunjuk terakhir memberi cahaya bagi orang yang merasa mazmur-mazmur yang ditetapkan belum tentu pas untuk suasana hati mereka hari itu. Tetapi mungkin justru jauh lebih cocok daripada yang bisa dipikirkan! Kalau saya baru kecewa dan harus menyanyikan ibadat pujian, maka saya belajar keluar dari diri saya sendiri, ingat bahwa saya bukan pusat dunia, bahwa apa saja perasaan saya, Allah tetap Allah dan selalu pantas dipuji. Kalau sedang bergembira karena kejadian bagus dan mazmur keluhan yang harus dinyanyikan, saya dibawa lagi ke luar dari diri sendiri untuk bersatu dengan jutaan orang yang sedang susah. Doa saya diperluaskan, hati saya dibesarkan, saya diikutsertakan dalam doa Kristus yang jauh lebih dalam dan universal dari pada perasaan saya yang sempit.
Para tamu kami sangat tertarik dengan doa mazmur sejak ada krisis negara tahun-tahun terakhir ini. Mereka menemukan dalam mazmur semua emosi, kekhawatiran, ketakutan, permohonan dan kepercayaan dalam situasi sesak dan bahaya yang ada di negeri kita dan sekarang di seluruh dunia. Mazmur-mazmur adalah doa umat yang dalam kesusahan, takut, miskin dan tertindas. Kecemasan yang terdalam menemukan ungkapan di dalam seruan mazmur dan diarahkan kepada harapan yang tak bisa digoncangkan oleh apa saja. Misalnya Mz 45: “Allah itu perlindungan dan kekuatan kita, pertolongan-Nya terbukti dalam kesesakan kita. Maka kita tidak akan takut, sekalipun bumi bergetar, sekalipun gunung-gemunung tenggelam ke dasar laut; sekalipun gelora
lautan berbuih mengamuk, sekalipun gunung-gemunung dihempas ombak.”
● Pada kesempatan khusus, mazmur yang cocok untuk saatnya bisa dipilih dengan agak bebas, menurut kebutuhan pastoral umat. Maka perlu mengenal tema-tema mazmur !
● Ayat pembukaan adalah permohonan bantuan Tuhan untuk mampu mendoakan ibadat. Tanpa bantuan Roh Kudus kita tidak akan hadir.
● Di komunitas kami, petugas mingguan agak rajin menyusun doa-doa permohonan baru setiap hari, menurut situasi dunia dan kebutuhan masyarakat. Kalau hanya dibacakan terus yang sama dari brevier mungkin menjadi rutin. Lalu selalu ada kesempatan untuk doa spontan dari siapa saja. Hal itu membuat ibadat lebih hidup dan aktual.
● Buku mazmur dari Gedono bisa dipakai. Ayat-ayat dibagikan menurut arti mazmur dan siap untuk nada bagi 4-5 ayat dari pada hanya untuk 2 ayat. Kami menyediakan skema Ibadat Harian Romawi sehingga mazmur dan kidung bisa dicari dan didoakan dari buku itu. Untuk setiap mazmur ada ayat dari Perjanjian Baru dengan teman yang sama dan sebuah doa singkat yang bisa dipakai sesudah mazmur. Nada-nada kami juga disediakan dengan daftar nada yang cocok untuk setiap mazmur.
------------
(Hak Cipta: Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono. Penyalin: Herman SSCG)